Undanganmu.id

Pernikahan Adat Bali

Bali adalah sebuah pulau yang terletak di Indonesia bagian tenggara, di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Secara geografis, Bali terletak di antara 8°03’40” – 8°50’48” Lintang Selatan dan 114°25’48” – 115°42’40” Bujur Timur. Pulau Bali memiliki luas wilayah sekitar 5.636,66 km² dan terbagi menjadi 9 kabupaten/kota, yaitu Badung, Bangli, Buleleng, Gianyar, Jembrana, Karangasem, Klungkung, Tabanan, dan Denpasar sebagai ibu kota provinsi. Bali juga memiliki beberapa pulau kecil di sekitarnya, seperti Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, dan Pulau Nusa Ceningan yang terletak di sebelah tenggara Bali.

Pernikahan adat Bali adalah sebuah acara yang sangat sakral dan penting dalam budaya Bali. Pernikahan di Bali biasanya melibatkan prosesi adat yang cukup kompleks dan sarat dengan simbolisme. Beberapa prosesi penting dalam pernikahan adat Bali antara lain:

 

1.Mepamit

Mepamit adalah salah satu prosesi dalam adat perkawinan Bali yang dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan sebelum meninggalkan rumah keluarga untuk menuju rumah keluarga pengantin laki-laki. Prosesi ini memiliki makna sebagai tanda permohonan maaf dan pengampunan kepada nenek moyang yang telah meninggal dunia. Mepamit biasanya dilakukan secara sederhana dan dihadiri oleh keluarga dekat dan tetangga.

 

Dalam prosesi mepamit, keluarga pengantin perempuan akan membawa banten atau sesajen sebagai simbol penghormatan dan permohonan maaf kepada leluhur. Banten yang dibawa biasanya berupa nasi tumpeng, buah-buahan, dan kue-kue tradisional. Selain itu, keluarga pengantin perempuan juga akan menari dan menyanyikan lagu-lagu adat Bali sebagai bentuk ungkapan syukur dan rasa terima kasih kepada leluhur.

 

Setelah selesai melakukan prosesi mepamit, keluarga pengantin perempuan akan meninggalkan rumah keluarga dengan diarak menggunakan sesajen dan banten. Mereka akan menuju ke rumah keluarga pengantin laki-laki untuk melangsungkan prosesi adat selanjutnya, yaitu memadik atau memperkenalkan pengantin laki-laki kepada keluarga pengantin perempuan dan meminta restu.

 

2.Memadik

Memadik adalah salah satu prosesi dalam adat perkawinan Bali yang dilakukan oleh keluarga pengantin laki-laki untuk memperkenalkan diri kepada keluarga pengantin perempuan serta meminta restu untuk melangsungkan pernikahan. Prosesi ini biasanya dilakukan setelah prosesi mepamit yang dilakukan oleh keluarga pengantin perempuan.

 

Dalam prosesi memadik, keluarga pengantin laki-laki akan membawa sesajen atau banten sebagai simbol penghormatan kepada keluarga pengantin perempuan. Selain itu, mereka juga akan membawa kain tenun atau uang sebagai hadiah kepada keluarga pengantin perempuan. Setelah tiba di rumah keluarga pengantin perempuan, mereka akan diterima dengan sambutan yang meriah.

 

Selanjutnya, keluarga pengantin laki-laki akan duduk bersama dengan keluarga pengantin perempuan untuk meminta restu untuk melangsungkan pernikahan. Dalam prosesi ini, biasanya diadakan acara persembahyangan kepada leluhur serta doa bersama untuk memohon agar pernikahan berjalan lancar dan bahagia. Setelah mendapatkan restu, keluarga pengantin laki-laki akan kembali ke rumah dengan membawa sesajen dan banten sebagai tanda penghormatan kepada keluarga pengantin perempuan.

 

3.Mungkah Lawang

Mungkah Lawang adalah salah satu prosesi dalam adat perkawinan Bali yang dilakukan sebelum prosesi pernikahan digelar. Prosesi ini dilakukan dengan tujuan untuk memohon restu dan doa dari leluhur serta keberkahan dalam melangsungkan pernikahan.

 

Dalam prosesi Mungkah Lawang, keluarga pengantin perempuan dan pengantin laki-laki berkumpul bersama di rumah pengantin perempuan. Kemudian, dilakukan upacara dengan membuka sebuah pintu atau gerbang yang dinamakan “Lawang” yang terbuat dari janur. Gerbang ini merupakan simbol dari perpisahan pengantin perempuan dengan keluarganya.

 

Setelah gerbang dibuka, keluarga pengantin laki-laki kemudian diterima oleh keluarga pengantin perempuan. Selanjutnya, dilakukan upacara adat yang melibatkan persembahan sesajen dan doa bersama kepada leluhur. Setelah itu, keluarga pengantin laki-laki akan membawa keluarga pengantin perempuan untuk menuju ke rumah pengantin laki-laki.

 

Mungkah Lawang adalah sebuah prosesi yang penting dalam adat perkawinan Bali karena dianggap sebagai tanda keseriusan dalam melangsungkan pernikahan. Upacara ini juga menjadi simbol dari kepercayaan Bali bahwa leluhur memiliki peran penting dalam melangsungkan pernikahan sehingga restu dan doa dari leluhur sangatlah penting.

 

4.Ngaben

Ngaben adalah salah satu tradisi adat kematian di Bali yang memiliki makna sebagai upacara pemakaman dan persembahan kepada leluhur yang telah meninggal dunia. Ngaben dilakukan dengan mengikuti serangkaian prosesi yang kompleks dan terdiri dari beberapa tahapan.

 

Tahapan pertama dalam Ngaben adalah prosesi melukat, di mana keluarga akan memandikan jenazah dan membersihkannya dari segala macam kotoran atau dosa. Kemudian jenazah akan diarak ke tempat pemakaman dengan menggunakan peti mati yang terbuat dari bambu atau kayu.

 

Setelah tiba di tempat pemakaman, peti mati akan dibakar bersama dengan berbagai macam sesajen dan persembahan lainnya. Prosesi pembakaran peti mati ini disebut dengan “Ngaben” dan biasanya dihadiri oleh banyak orang, baik keluarga maupun masyarakat setempat.

 

Setelah prosesi Ngaben selesai, keluarga akan melaksanakan prosesi terakhir yang disebut dengan “Ngeroras” atau upacara penutup. Prosesi ini dilakukan dengan tujuan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada jenazah dan juga sebagai tanda permohonan maaf kepada leluhur.

 

Ngaben merupakan sebuah tradisi yang sangat penting bagi masyarakat Bali karena dianggap sebagai persembahan dan penghormatan kepada leluhur. Selain itu, Ngaben juga menjadi momen yang sangat penting bagi keluarga untuk merayakan kehidupan dan kembali ke dalam kebersamaan setelah ditinggalkan oleh orang yang dicintai.

 

5.Mepandes

Mepandes adalah sebuah tradisi adat yang dilakukan di Bali sebagai upacara penyucian atau pembersihan bagi seseorang yang akan masuk ke dalam agama Hindu Bali. Upacara ini biasanya dilakukan pada usia anak-anak atau remaja sebelum menjalankan kewajiban-kewajiban agama Hindu seperti Melasti, Nyepi, dan lain-lain.

 

Mepandes dilakukan dengan mengikuti beberapa tahapan, di antaranya adalah:

 

a.Pangrebongan: prosesi penyucian diri sebelum masuk ke dalam area upacara.

 

b.Ngekeb: prosesi membersihkan tubuh dan jiwa dari segala kotoran atau dosa dengan cara berendam di sungai atau kolam.

 

c.Melukat: prosesi penyucian tubuh dengan menggunakan air suci yang diambil dari sumber-sumber yang dianggap keramat.

 

d.Pengabenan: prosesi pengambilan api suci dari api abadi di Pura Agung Besakih dan diletakkan di Pura Dalem.

 

e.Mepepada: prosesi memberikan tanda di dahi dan dada yang menandakan bahwa seseorang telah resmi menjadi seorang Hindu Bali.

 

Setelah tahapan-tahapan tersebut selesai dilakukan, maka seseorang dianggap telah resmi menjadi seorang Hindu Bali dan dapat menjalankan kewajiban-kewajiban agama Hindu seperti biasa.

 

Mepandes memiliki makna yang sangat penting bagi masyarakat Bali, karena dianggap sebagai upacara pembersihan dan penyucian yang sangat penting sebelum seseorang memasuki dunia keagamaan Hindu Bali. Selain itu, Mepandes juga menjadi momen yang sangat penting bagi keluarga, karena merupakan sebuah upacara yang dianggap sakral dan mengharuskan keterlibatan keluarga secara aktif dalam prosesinya.

 

6.Pemangku – prosesi ini dilakukan untuk memohon restu dan berkat dari para leluhur. Prosesi ini biasanya dilakukan di pura atau tempat suci lainnya dan dihadiri oleh kedua mempelai serta keluarga dan teman-teman dekat.

 

7.Ngaben Agung – prosesi ini merupakan penutup dari pernikahan adat Bali dan dilakukan untuk memberikan penghormatan kepada leluhur serta memohon berkat dan keselamatan bagi kedua mempelai.

 

Pernikahan adat Bali biasanya dihadiri oleh banyak tamu undangan dan dihiasi dengan tari-tarian tradisional serta musik gamelan. Kostum yang dikenakan oleh kedua mempelai dan para tamu undangan juga merupakan bagian penting dari pernikahan adat Bali.